Banjir Menggenangi Semarang, Lebih dari 38 Ribu Warga Terkena Dampak
Curah hujan yang sangat tinggi mengguncang Kota Semarang dalam beberapa hari terakhir, memicu banjir parah yang berdampak pada ribuan rumah. Tidak hanya itu, aktivitas sehari-hari warga juga terganggu, membuat banyak orang terpaksa berhenti sejenak dari rutinitas mereka.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan bahwa lebih dari 38.000 jiwa terdampak kondisi ini. Dari jumlah tersebut, banyak warga yang tinggal di Kecamatan Genuk dan Pedurungan yang menjadi wilayah terdampak terparah.
Banjir melanda sejumlah lokasi di Semarang, termasuk daerah Bangetayu Kulon, Banjardowo, dan Gebangsari, dengan ketinggian air yang bervariasi antara 20 hingga 60 sentimeter. Di jalan nasional Kaligawe, genangan air mencapai setengah meter, yang membuat lalu lintas menjadi tersendat.
Analisis Penyebab Banjir di Kota Semarang
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, genangan air disebabkan oleh sistem drainase yang tidak memadai. Tambahan lagi, luapan dari Sungai Tenggang menyebabkan kondisi ini semakin parah, memaksa warga untuk bersikap waspada.
Banjir juga merendam area luar RSI Sultan Agung dengan air mencapai 80 sentimeter. Keadaan ini mengharuskan evakuasi beberapa pasien untuk menjamin keselamatan mereka selama bencana berlangsung.
Hingga beberapa hari setelah kejadian, belum terdapat laporan resmi mengenai pengungsian warga. Meski begitu, BPBD dan pemerintah daerah bersinergi dalam melakukan penyedotan untuk mengurangi genangan air.
Tindakan Responsif Pemerintah Terhadap Banjir
Pemerintah daerah berupaya aktif dalam menangani permasalahan banjir dengan menggunakan pompa air di beberapa lokasi strategis. Di Rumah Pompa Tenggang, dua dari enam unit sedang beroperasi, sedangkan yang lainnya sedang dalam peningkatan sistem.
Bantuan dari BPBD Jawa Tengah juga diharapkan dapat mempercepat proses penanganan genangan yang mengganggu warga. Sementara itu, estimasi BMKG menunjukkan hujan dengan intensitas tinggi akan tetap berlangsung hingga awal November.
Fenomena seperti Madden-Julian Oscillation dan gelombang Rossby ekuatorial menjadi faktor penting dalam menentukan pola cuaca yang tidak menentu di wilayah ini. Oleh karena itu, mendapatkan informasi yang akurat sangatlah penting bagi warga yang terpengaruh.
Banjir Meluas di Wilayah Sekitar Semarang
Di Kabupaten Grobogan, banjir juga melanda sejak awal sepekan, merendam lebih dari 2.200 rumah. Sejumlah desa di wilayah ini terdampak, dengan genangan air yang mencapai ketinggian lutut hingga pinggang orang dewasa.
Dampak dari banjir ini juga menimpa lahan pertanian, termasuk 285 hektare lahan padi yang terendam air. Hal ini menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Kepala BNPB mengeluarkan instruksi untuk pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca guna mengalihkan curah hujan dari area terdampak. Operasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI dan BMKG, untuk memastikan penanganan yang efektif.




